Selasa, 28 Juni 2011

Lomba Memenangkan Waktu



Alkisah di Negeri Tiongkok hidup seorang guru kungfu yang sudah sangat tua.
Ia memiliki dua orang murid yang memiliki tingkat keseriusan, semangat dan keuletan belajar kungfu yang sama. Untuk mewariskan perguruannya, ia harus memilih yang terbaik dari keduanya. Pertandingan antar mereka pun dilakukan. Namun berapa kali adu kekuatan selalu berakhir seimbang. Mereka ternyata mampu menyerap ilmu yang sama dari si guru.

Untuk mengetahui mana yang terbaik diantara keduanya, guru tersebut menggunakan cara lain. Katanya, " Besok kalian berdua pergilah kehutan mencari ranting pohon. Siapa yang pulang dengan hasil yang terbanyak dialah yang keluar sebgai pemenang. Waktu yang tersedia untuk kalian adalah jam 5 pagi sampai jam 5 sore."
Kemudian siguru mengambil sesuatu dibawah meja dan berkata,"Ini ada dua bilah parang yang dapat kalian pergunakan, ada pertanyaan?" Jawab keduanya,"Tidak."

Mendapat tugas yang baru dibenak murid pertama langsung terbayang bahwa keesokan harinya ia harus bekerja lebih keras dan lebih serius karena waktunya terbatas. Ia terlalu terlalu terfokus pada waktu, ia harus berangkat jam 5 pagi tepat tidak boleh kurang satu detikpun, dan pulang jam 5 sore tepat tidak boleh kurang satu detikpun.
Ia pun pergi tidur.

Dengan tugas yang sama murid kedua lebih terfokus dengan pekerjaan yang harus ia lakukan. Ia langsung memeriksa parang yang diberikan gurunya. Dan ternyata parang tersebut sudah tua dan tumpul. Maka ia pun memutuskan, esok sebelum berangkat ia harus mengasah parangnya. Pikirnya, dengan parang yg lebih tajam hasil yang sama akan diperoleh dengan upaya yang lebih sedikit.

Sementara temannya sudah tertidur lelap, ia masih mondar mandir didepan pintu kamarnya. Memikirkan cara terbaik untuk membawa ranting dengan jumlah yang lebih banyak.Ia pun memutuskan untuk menyiapkan tali pengikat dan tongkat pikulan sebelum berangkat keesokan paginya.

Keesokan paginya, murid pertama yang bangun tepat waktu dan langsung berangat ke hutan. Tepat jam 6 pagi murid kedua bangun. Sesuai rencana ia langsung mencari batu asah dan mengasah parangnya hingga tajam. Kemudian ia mencari tali dan tongkat pikulan. Setelah itu ia brangkat kehutan. Jam menunjukkan pukul 7 lebih.

Tepat pukul 1 siang murid kedua sudah mengumpulkan ranting cukup banyak. Ia segera mengikatnya menjadi dua dan memikulnya pulang. Ia berhasil membawa banyak ranting dan pulang lebih cepat.

Sementara murid pertama, karna tidak mengasah pedangnya harus menggunakan waktu dan energi yang lebih besar untuk memotong ranting pohon. Dengan begitu ia juga memerlukan waktu yang lebih banyak untuk beristirahat karena kelelahan. Belum lagi waktu yang harus ia pergunakan untuk mengikat tali. Dengan caranya membawa ranting dipanggul dipundaknya, jumlah yang dibawanya juga terbatas.

Jadi kesimpulan apa yang bisa kita petik dari kisah diatas?
Tuhan memang Maha Adil. Setiap orang diberikan waktu 24 jam sehari. Siapa yang bisa mempergunakan modal itu lebih pandai dari orang lain, tentu merekalah yang akan mendapatkan untung yang lebih besar.

(Info Dahsyat)